Perkembangan Sosial Masa Remaja Awal
Vaillant (dalam Papalia,
dkk, 1998) membagi fase dewasa menjadi tiga, yaitu masa pembentukan, masa
konsolidasi dan masa transisi. Masa pembentukan dimulai pada usia 20 sampai 30
tahun dengan tugas perkembangan mulai memisahkan diri dari orang tua, membentuk
keluarga dengan pernikahan, dan mengmbangkan persahabatan. Masa konsolidasi,
usia 30 sampai 40 tahun merupakan masa konsolidasi karier dan memperkuat ikatan
perkawinan, sedangkan masa transisi sekitar usia 40 tahun merupakan masa
meninggalkan kesibukan pekerjaan dan melakukan evaluasi terhadap hal yang telah
diperoleh.
1. Kehidupan keluarga
Menurut
teori perkembangan yang dikemukakan oleh Papalia, Old, dan Feldman (1998) masa
usia menikah adalah usia dewasa awal yaitu antara 20 hingga 40 tahun. Hal ini
dapat diartikan sebagaimana fungsi perkembangan dewasa awal untuk memasuki
dunia pernikahan dan dan membina bahtera rumah tangga. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Huvigurst (dalam Hurlock, 1990) yang menyatakan
bahwa tugas perkembangan yang menjadi karakteristik masa dewasa awal adalah
mulai memilih pasangan hidup dan mulai bekerja.
Pernikahan merupakan
ikatan yang terbentuk antara pria dan wanita yang di dalamnya terdapat unsur
keintiman, pertemanan, persahabatan, kasih sayang, pemenuhan hasrat seksual,
dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga merupakan awal dari terbentuknya
keluarga dengan penyatuan dua individu yang berlainan jenis serta lahirnya
anak-anak (Papalia & Old, 1998).
Vaillant (dalam Papalia,
dkk, 1998) mengatakan bahwa masa dewasa awal ini merupakan masa adaptasi dengan kehidupan, sekitar usia 20-30 individu
dewasa awal mulai membangun apa yang ada pada dirinya, mencapai kemandirian,
menikah, mempunyai anak dan membangun persahabatan yang erat.
2. Kehidupan pekerjaan dan karier
Salah satu
tugas perkembangan seseorang yang telah memasuki masa dewasa awal adalah
memasuki dunia kerja dan karier. Dalam proses perjalanan dalam fase ini,
seseorang ditunutut untuk dapat menentukan jenjang karier yang tepat bagi
dirinya. Seorang individu dalam menjalani hidupnya ditengah fase ini diharapkan
sudah memiliki pekerjaan yang layak dan menjamin.
Ketika
orang dewasa sudah memasuki dunia kerja, biasanya orang dewasa cenderung merasa
tertekan oleh tuntutan pekerjaan yang mereka jalani. Mereka biasanya kurang
setia atau memiliki loyalitas terhadap perusahaan yang rendah dan cenderung
mencari pekerjaan lain yang dianggap lebih memuaskan dan lebih dapat menjamin
atas kelangsungan hidupnya.
Terdapat
beberapa aspek-aspek kerja yang harus diperhatikan pada seseorang yang telah
memasuki fase dewasa, diantaranya adalah usia, peran jenis kelamin, perilaku
dan performance, dan bagaimana kecenderungan pekerjaan dalam keluarga.
Dalam
memasuki dunia kerja, seseorang yang memasuki fase usia dewasa awal harus
malakukan tahap-tahap penyesuaian pekerjaan, antara lain:
· Pilihan pekerjaan
Individu dapat memilih bidang pekerjaan yang
sesuai dengan bakat, minat, kompetensi dan faktor-faktor psikologis lainnya
supaya ketika bekerja kesehatan mental dan fisiknya dapat dikelola.
· Stabilitas pilihan pekerjaan
Dalam memilih pekerjaan, individu harus
melakukannya dengan mantap dan berpindah-pindah kerja masih dapat dilakukan di
usia awal dewasa dini.
· Penyesuaian diri dengan pekerjaan
Proses menyesuaikan diri dengan jenis
pekerjaan yang telah dipilih meliputi sifat dan jenis pekerjaan, melakukan
adaptasi dengan teman sejawat/kerja, pimpinan, lingkungan kerja dan aturan-aturan
dalam dunia kerjanya
Di dalam
aktivitas kerjanya, orang dewasa awal cenderung jarang untuk masuk kerja karena
alasan kesehatan daripada pekerja yang lebih tua. Mereka memiliki kemampuan
aritmatika dan kemampuan lainnya yang lebih baik daripada pekerja yang lebih
tua.
3. Dampak usia, seks, dan faktor keluarga
terhadap perkembangan karier dan kepuasan kerja
Dampak
usia terhadap perkembangan karier adalah individu yang memasuki fase dewasa
awal di dalam aktivitas kerjanya, orang dewasa awal cenderung jarang untuk
masuk kerja karena alasan kesehatan daripada pekerja yang lebih tua. Mereka
memiliki kemampuan aritmatika dan kemampuan lainnya yang lebih baik daripada
pekerja yang lebih tua. Mereka cenderung gesit dan cekatan dalam bekerja
sehingga mampu mencapai tahap pekerjaan yang mapan atau telah mencapai puncak
karier, akan tetapi mereka kurang bijaksana dalam bekerja.
Kepuasan
pada suatu pekerjaan memiliki kaitan yang erat dengan proses kehidupan,
indikasi-indikasi kepentingan ini berkaitan dengan aspek kesetiaan (loyalitas)
dan kesehatan. Ketika orang yang bekerja mengalmi ketidakpuasan dengan hasil
pekerjaannya, keadaan ini seringkali dipengaruhi oleh sejenis stressor yang
kuat. Adapun sterssor-stressor tersebut dapat berupa:
· Masalah seksual
· Kurangnya dukungan dari keluarga
· Gaji yang kecil
· Pekerjaan yang monoton
· Bekerja dalam waktu yang terlalu lama
· Ada masalah dengan atasan
· Tidak ada pembagian yang jelas dalam
pekerjaan
· Adanya target produksi, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar