Perkembangan Masa Bayi
Umumnya ahli psikologi perkembangan membatasi periode masa bayi dalam 2
tahun pertama dari periode pascanatal. Pada saat bayi dilahirkan bayi berada
dalam kondisi yang sangat lemah dan tidak berdaya. Selama beberapa bulan masa
bayi, ketidak berdayaan itu berangsur-angsur menurun. Dari hari ke hari, minggu
ke minggu sehingga pada saat masa bayi berakhir, yaitu kira-kira pada usia 2
tahun, ia telah menjadi seorang manusia yang berbeda dengan kondisi awal bayi.
A.
Perkembangan Fisik[1]
Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan
fisik bayi berlangsung sangat ekstensif. Dalam rentang waktu 12 bulan,
bayi-bayi dapat duduk, berdiri, membungkuk bahkan berjalan. Kemudian selama
tahun ke 2, pertumbuhan fisiknya melambat, tetapi pada kegitan-kegiatan seperti
berlari dan memanjat pertumbuhannya justru berlangsung cepat. Berikut adalah
gambaran lebih rinci tentang beberapa aspek dari pertumbuhan fisik yang terjadi
selama masa bayi :
- Tinggi dan Berat badan
Pada saat dilahirkan, panjang rata-rata bayi adalah 20 inci
atau 50 cm. dengan berat 3,4 kg. selama bulan-bulan pertama kehidupan, berat
badan bayi bertambah sekitar 5-6 ons perminggu. Pada tahun ke 2 kehidupannya,
rata-rata pertumbuhan bayi mengalami perlambatan. Pada usian 2 tahun, berat
bayi mencapai sekitar 13-16 kg. dengan tinggi sekitar 32-35 inci (sandtrock,
1995).
- Perkembangan Refleks
Pada masa bayi, terlihat gerak-gerak spontan yang disebut
“refleks”. Refleks adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis yang tidak
terkoodinir sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta memberi bayi
respon penyesuaian diri terhadap lingkungannya[2].
Diantara refleks-refleks yang muncul pada bayi itu adalah :
a. Refleksi Menghisap dan mencari
Refleks mencari terlihat ketika pipi bayi disentuh
dan diusapkan dengan lembut, maka ia langsung merespon dengan memalingkan
kepalanya kea rah pipi yang disentuh. Disamping refleks mencari, bayi yang baru
lahur juga memperlihatkan refleks menghisap. Bayi yang baru lahir secara
otomatis akan menghisap benda yang ditempatkan dimulutnya. Jika kemudian bayi
menemukan putting susu ibu, maka ia kan langsung menghisap secara kuat dan
berirama tanpa belajar terlebih dahulu.
b. Refleks Moro
Refleks moro adalah sesuatu respon tiba-tiba dari
bayi yang baru lahir sebagai akibat adanya suara atau gerakan yang
mengejutkannya. Belakangan ini, refleks moro dianggap sangat penting, karena
dapat membantu dokter dalam mendisgnosa perkembangan sistem normal bayi. Bayi
yang sehat akan menunjukkan respon tersebut apabila terkejut.
c. Refleks Menggenggam
Refleks menggenggam terjadinya ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi,
dan bayi akan merespon dengan cara menggenggam dengan kuat. Pada bulan ketiga,
refleks menggenggam ini berkurang dan bayi memperlihatkan suatu genggaman yang
lebih spontan, yang sering dihasilkan oleh rangsangan visual.
- Rangkaian Tingkah Laku dan Keadaan Bayi
Perkembangan refleks dan fungsi motorik pada bayi kemudian
memunculkan serangkaian laku yang kompleks. Menurut Lerner & Hultsch
(1983), tingkah laku tersebut meliputi pola tidur dan bangun, tingkah laku
toileting dan tingkah laku makan dan minum.
a. Pola Tidur dan Bangun
Bayi yang baru lahir menghabiskan lebih banyak
waktunya untuk tidur. Rata-rata bayi yang baru lahir tidur selama 16 hingga 17
jam sehari. Biasanya jumlah tidur bayi itu berkurang secara teratur setiap
bulan. Pada usian kira-kira 1 bulan, umumnya bayi mulai tidur lebih lama pada
malam hari, dan pada usia kira-kira 4 bulan pola tidurnya mendekati pola tidur
orang dewasa. Pada umur 6 bulan, masa tidur bayi rata-rata hanya 13-14 jam
perhari dan umur 24 bulan, hanya 11 hingga 12 jam perhari[3].
b. Pola Makan dan Minum
Perkembangan fisik bayi tergantung pada makanan yang
baik selama 2 tahun pertama. Sebagaimana orang dewasa, bayi membutuhkan makanan
yang mengandung sejumlah protein, kalori, vitamin dan mineral. Bayi usia 4-6
bulan pertama, ASI atau susu formula lain, merupakan sumber makanan dan ebergi
utama. Setelah usia 6 bulan, secara berabgsur bayi dapatiperkenalkan dengan
makanan padat seperti beras, gandum atau buah yang disaring.
c. Pola Buang Air
Ketika baru dilahirkan, bayi belum mampu
mengendalikan buang airnya, sehingga buang air setiap saat. Pada usia 4 bulan,
interval buang airnya sudah bisa diramalkan, pengendalian buang air besar rata-rata
dimulai usia 6 bulan dan kebiasaan pengendalian buang air besar baru terbentuk
pada akhir masa bayi.
- Perkembangan Ketrampilan Motorik[4]
Ketrampilan motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian
tubuh yang disengaja, otomatis dan akurat. Gerakan-gerakan ini merupakan
rangkaian koodinasi dari beratus-ratus otot yang rumit. Ketrampilan motorik ini
dapat dikelompokkan menurut ukuran otot-ototyang terkait, yaitu ketrampilan
motorik kasar (gross motor skil) dan
ketrampilan motorik halus (fine motor skill).
a. Ketrampilan Motorik Kasar
Ketrampilan motorik kasar (Gross motor skill),
meliputi ketrampilan otot-otot besar lengan, kaki dan batang tubuh, seperti
berjalan dan melompat. Pada umur kira-kira 4 minggu, umumnya bayi dapat
mengangkat kepalanya dari proses tengkurap. Pada usia 3-4 bulan, bayi dapat
berguling. Pada usia 4-5 bulan bayi dapat menompang sebagian berat badan dan
kakinya. Pada usia 6 bulan, bayi dapat duduk tanpa dukungan dan pada usia 7
bulan dapat merangkak dan berdiri tanpa dukungan. Pada usia 12-13 bulan, bayi
usia 18-24 bulan, bayi / anak-anak yang baru berjalan, dapat berjalan cepat
atau berlari untuk jarak pendek.
b. Ketrampilan Motorik Halus
Ketrampilan motorik halus meliputi otot-otot kecil yang ada di seluruh
tubuh, seperti meyentuh dan memegang. Pada saat baru dilahirkan, bayi masih
mengalami kesulitan dalam mengontrol ketrampilan halusnya.
Ketrampilan-ketrampilan sederhana, seperti menjangkau dan menggenggam ini
muncul pada usia sekitar 4 atau 5 bulan, dan selama 2 tahun pertama kehidupan
bayi, ketrampilan semakin baik.
- Perkembangan Sensor
Bayi yang baru lahir telah dilengkapi dengan peralatan yang
dirancang sedemikian rupa untuk mengumpulkan informasi. Semua informasi yang
datang kepada bayi adalah melalui indra. Indra-indra berfungsi mendeteksi, dan
meneruskan semua informasi yang datang padanya. Diantaranya adalah :
a. Pengecapan
Bayi yang baru lahir juga telah memiliki kepekaan terhadap rasa. Menurut
hasil penelitian, bayi-bayi yang baru lahir memperlihatkan suatu ekspresi
seperti senyum, setelah diberi larutan manis, sebaliknya mereka akan
mengerutkan lidahnya setelah diberi suatu larutan asam.
b. Penciuman
Bayi yang baru lahir juga telah memiliki reaksi terhadap berbagai bau,
baik bau harum maupun buruk. Bau cuka atau amoniak misalnya: membuat wajah bayi
usia 1 minggu meringis dan memalingkan kepalanya. Merekapun dapat menemukan
arah umum dari bau yang tidak enak.
c. Pendengaran
Segera setelah kelahirannya, bayi dapat mndengar, sekalipun tidak sebaik
pendengaran orang dewasa. Namun pendengaran bayi ini akan berkembang, sehingga
ia akan memperlihatkan kemampuan melokalisasi sumber suara dan membedakan keras
atau lemahnya serta durasi suara melalui respon yang berbeda.
d. Penglihatan
Secara psikologis dan anatomis, bayi yang baru lahir telah memiliki
kesiapan untuk merespon secara differensial berbagai aspek penglihatannya
(Reese Lipsitt, 1970). Bayi yang baru lahir telah mempu membentuk diskriminasi
visual secara baik. Bayi merespon secara baik dan selektif berbagai stimulus
visual, misalnya bayi lebih senang melihat pola atau bentuk daripada warna /
kecerahan.
- Perkembangan Otak
Pada
waktu bayi masih berada dalam kandungan ibunya, badannya telah membentuk
sekitar 1,5 milyar sel-sel badannya permenit. Pada saat lahir, berat otak bayi
seperdelapan dari berat totalnya atau sekitar 25% dari berat otak dewasanya,
maka pada tahun ke 2 otak bayi sudah mencapai kira kira 75% dari otak
dewasanya.
Kognitif adalah istilah yang digunakan oleh psikolog
untuk menjelaskan semua aktifitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang
memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah dan merencanakan masa depan. Selama
masa bayi, kapasitas intelektual atau kognitif seseorang telah mengalami
perkembangan. Berikut penjelasan tentang perkembangan kognitif, terutama
pandangan piaget dan pandangan kontemporer, perkembangan persepsi, konsepsi,
memori dan bahasa.
- Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
Piaget meyakini bahwa anak membangun secara aktif dunia
kognitif mereka sendiri. Anak tidak pasif menerima informasi, melainkan
berperan aktif di dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Ia menyakini
bahwa pemikiran seorang anak berkembang melalui serangkaian bahwa pemikiran
dari masa berkembangnya melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi
hingga dewasa. Tahap pemikiran pada masa bayi, disebut tahap sensoris-motorik.
Tahap sensorik-motorik berlangsung dari kelahiran hingga kira-kira 2 tahun.
Selama tahap ini, perkembangan mental ditandai dengan kemajuan pesat dalam
kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensai melalui
tindakan-tindakan fisik. Dalam hal ini, bayi yang baru lahir bukan saja
menerima secara pasif rangsangan terhadap alat indranya, melainkan juga aktif
memberikan respons terhadap rangsangan tersebut.
- Perkembangan Kognitif Menurut pandangan Kontemporer
Menurut Sandtrock (1998), dewasa ini teori perkembangan
sensorik motorik piaget telah disanggah dari dua sumber, pertama, penelitian
dalam bidang perkembangan persepsi bayi. Menunjukkan bahwa bayi telah membentuk
suatu dunia persepsi yang stabil dan berbeda jauh lebih awal dari pada yang
dibayangkan oleh Piaget, kedua, para peneliti baru-baru ini telah menemukan
bahwa memori dan bentuk-bentuk kegiatan simbolis lainnya terjadi pada kedua
tahun pertama.
Kalau piaget menyakini bahwa perkembangan kognitif bayi baru
tercapai pada pertengahan tahun kedua, amaka pakar psikologi pemrosesan
informasi percaya bahwa perkembangan kognitif, seperti kemampuan dalam memberikan
perhatian, menciptakan simbolis, meniru dan kemampuan konseptual telah dimiliki
bayi lebih awal.
- Perkembangan persepsi
Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami
oleh setiap individu dalam memahami informasi yang datang melalui indranya.
Persepsi menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya, bagaimana ia
mengerti dan menginterprestasikan stimulasi yang ada di lingkungannya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kemampuan-kemampuan persepsi bayi telah berkembang sejak awal-awal kehidupannya.
- Perkembangan Konsepsi
Menurut Chaplin (2002) konsepsi adalah proses penggambaran
ide atau proses berfikir. Untuk mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh bayi
ternyata lebih sulit dibandingkan mengetahui apa yang dilihatnya,
penelitian-penelitian terbaru tentang perkembangan persepsi dan konsepsi bayi
menunjukkan bahwa bayi sebenarnya memiliki kemampuan persepsi yang lebih maju
dan dapat berfikir jauh lebih awal. Peneliti-peneliti ini percaya bahwa bayi
lahir dengan membawa kemampuan-kemampuan ini atau telah memperolehnya sejak
awal perkembangan mereka.
- Perkembangan memori
Memori merupakan unsure inti dari perkembangan kognitif,
sebab sehala belajar dari individu melibatkan memori dengan memori, individu
dimungkinkan untuk dapat menyimpan informasi yang ia terima sepanjang waktu.
Sejumlah peneliti telah membuktikan bahwa bayi sejak lahir telah memiliki
kemampuan mengingat. Menurut Nascy Myers dan rekan-rekannya, seorang bayi
berusia 6 bulan ternyata masih dapat diingatnya hingga 2 tahun kemudian
(Sandtrock, 1995)
- Perkembangan Bahasa
Semua manusia yang normal dapat menguasai bahasa, sebab sejak
lahir manusia telah memiliki kemampuan dan kesiapan untuk mempelajari bahasa
dengan sendirinya. Pada akhir bulan pertama, bayi dapat membedakan suara manusia
dengan suara lainnya. selama berbulan-bulan pertama kehidupannya, bayi juga
banyak mengeluarkan suara-suara sederhana, seperti merengek, menjerit, bersin,
batuk, dan sebagainya, kemudian pada usia 1-6 bulan, bayi mulai memperlihatkan
minat terhadap suara, mulai mengoceh, mengeluarkan suara seperti “Goo-goo” dan
ga-ga”. Pada usia 9-12 bulan. Bayi mulai memahami pelajaran, seperti “daah”
ketika mengucapkan kata selamat tinggal.
C.
Perkembangan Psikososial[6]
Perkembangan psikososial berhubungan dengan perubahan-perubahan
perasaan atau emosi dan kepribadian serta perubahan dalam bagaimana individu
berhubungan dengan orang lain. Sebagai bayi yang sedang tumbuh menjadi lebih
dewasa. Dia memiliki kedekatan dan keterkaitan emosional dengan orang-orang
yang penting dari hidupnya. Bayi mempelajari apa yang diharapkan dari
orang-orang yang penting dalam hidupnya. Mereka mengembangkan suatu perasaan
mengenai siapa yang mereka senangi atau tidak dan makanan apa yang mereka sukai
atau tidak (Seifert & Hoffnung, 1994). Ada beberapa hal yang berkaitan
dengan perkembangan psikososial pada masa bayi, diantaranya emosi, temperamen dan
attachment (keterikatan).
1.
Perkembangan Emosi
Para ahli telah lama mempercayai bahwa kemampuan untuk
bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang baru lahir seperti menangis,
tersenyum dan frustasi. Bahkan beberapa peneliti percaya bahwa beberapa minggu
setelah lahir bayi dapat memperlihatkan bermacam-macam ekspresi dari semua
emosi dasar. Berdasarkan sistem klasifikasi Carrol Izard, diketahui beberapa ekspresi
emosi pada bayi, yaitu
kegembiraan
tertawa diekspresikan pada usia 4 bulan, ketakutan 5-8 bulan dan emosi yang
lebih rumit seperti malu, kebingungan dan kebanggaan diekspresikan selama anak
berjalan.
2.
Perkembangan Temperamen
Beberapa ahli perkembangan berpendapat bahwa
temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir yang akan dibentuk dan
dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalam
lingkungannya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa terdapat interaksi antara
keturunan dan lingkungan dalam terjadinya perkembangan Sejak lahir bayi
memperlihatkan berbagai aktifitas individual yang berbeda-beda. Beberapa bayi
sangat aktif menggerakkan tangan, kaki dan mulutnya tanpa henti, tetapi bayi
yang lain terlihat tenang. Semua gaya
perilaku ini merupakan temperamen seorang bayi.
3.
Perkembangan Attachment
Bayi yang baru lahir telah memiliki perasaan sosial yakni
kecenderungan alami untuk berinteraksi dan melakukan penyesuain sosial terhadap
orang lain. Kontak sosial pertama bayi dengan pengasuhnya itu. Diperkirakan
mulai terjadi pada usia 2 bulan, yaitu pada saat bayi tersenyum ketika
memandang wajah ibunya.kemudian saat usia 3-4 bulan, mereka semakin
memperlihatkan bahwa mereka mengenal dan menyenangi anggota keluarga yang dikenalnya
dengan senyuman dan dapat menerima orang asing. Tetapi pada usia kira-kira 8
bulan bayi mulai mempunyai perasaan malu terhadap orang yang tidak dikenal.
Pada usia 12 bulan. Umumnya bayi melekat erat pada orang tuanya ketika
ketakutan atau mengira akan ditinggalkan. Ketika mereka bersama kembali, mereka
akan mengumbar senyum dan memeluk orang tuanya.
4.
Perkembangan Rasa Percaya (Trust)
Menurut Eriksson, tahun-tahun pertama kehidupan ditandai oleh
perkembangan rasa percaya (trust) dan rasa tidak percaya (mistrust). Keadaan
percaya pada umumnya mengandung tiga aspek, yaitu:
1.
Bahwa bayi belajar percaya pada kesamaan dan
kesinambungan dari pengasuh di luarnya
2.
Bahwa bayi belajar percaya diri dan dapat percaya pada
kemampuan organ-organnya sendiri untuk menanggulangi dorongan-dorongan.
3.
Bahwa bayi menggangap dirinya cukup dapat dipercaya
sehingga pengasuh tidak perlu waspada dirugikan (Eriksson, 1989).
5.
Perkembangan Otonomi
Menurut Eriksson, otonomi atau kemandirian merupakan tahap
kedua perkembangan psikososial yang berlangsung pada akhir masa bayi dan masa
baru pandai berjalan. Otonomi dibangun diatas perkembangan kemampuan mental dan
kemampuan motorik. Pada tahap ini, juga dapat memanjat, membuka dan menutup
menolak dan menarik, memegang dan melepaskan. Bayi merasa bangga dengan
prestasi ini dan ingin melakukan segala sesuatu sendiri.
[1] Desmita,
2006, Psikologi Perkembangan. Bandung.
PT. Remaja Rosdakarya, hal 91
[2] http://
hbis. Wordpress.com/perkembangan Refleks pada bayi.
[3] Seifiert
& Huffnung, 1994; Sandtrock, 1995
[4] Desmita,
2006. Psikologi perkembangan, Bandung.
PT Remaja Rosdakarya, hal 97-100
[5] .. Desmita,
2006. Psikologi perkembangan, Bandung.
PT Remaja Rosdakarya, hal 103
[6]
Desmita.2006.Psikologi Perkembangan. Bandung.
PT. Remaja Rosdakarya.hal 115
Tidak ada komentar:
Posting Komentar