Perkembangan
Bahasa
A.
Perkembangan Bicara dan
Perkembangan Bahasa
Bicara
dan bahasa sering dicampur adukkan, tetapi sebenarnya perbedaan yang cukup
signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bicara adalah ekspresi verbal dan meliputi
artikulasi, bagaimana suatu kata dibentuk oleh otot-otot bicara. Sedangkan
pengertian bahasa adalah
segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan,
bahasa isyarat, gerak tubuh, ekspresi wajah atau seni. Crystal (1995)
mendefinisikan bahwa bahasa adalah suatu penggunaan bunyi yang sistematik dan
konfensional ( lambang atau simbol tulisan ) untuk tujuan komunikasi dan luapan
perasaan. Walaupun masalah dalam perkembangan keduanya berbrsa, mereka bisa
saling tumpang tindih. Masalnya, anak dapat menggunakan kata untuk
mengekspresikan pemikirannya tetapi artikulasinya kurang jelas.
B. Tahapan – Tahapan dalam Perkembangan Bahasa
Perkembangan
bahasa dimulai tangisan pertama sampai anak mampu bertutur kata. Perkembangan
bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu periode prelinguistik ( 0 – 1
tahun ) dan periode linguistik ( 1 – 5 tahun ). Mulai periode linguistik inilah
anak mulai mengucapkan kata – kata pertamanya. Periode linguistik terbagi dalam
tiga fase besar, yaitu :
a. Fase satu kata atau Holofrase
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata
untuk menyatakan pikiran yang kompleks, baik yang keinginan, perasaan, atau
temuannya tanpa perbedaan yang jelas. Misalnya, kata duduk bagi anak dapat
berarti " saya mau duduk ", atau kursi tempat duduk. Pada umumnya, kata
yang diucapkan oleh anak adalah kata benda.
b. Fase lebih dari satu kata
Pada fase ini anak sudah dapat membuat
kalimat sederhana terdiri dari dua kata. Setelah dua kata, muncullah kalimat
dengan tiga kata, dan seterusnya. Anak mulai berkomunikasi dengan orang lain
secara lancra dan mulai dapar bercerita dengan kalimat – kalimatnya sendiri
yang sederhana.
c. Fase Diferensiasi
Periode terakhir masa balita yang
berlangsung antara usia 2,5 – 5 tahun. Pada fase ini, anak telah mampu
mempergunakan kata ganti orang "saya" untuk menyebut dirinya dan
mulai dapat mengkritik, bertanya, menjawab, memerinyah, memberitahu, dan bentuk
– bentuk kalimat lain yang umum.
Mengenai pentahapan perkembangan bahasa
ini, perkembangan bahasa seorang anak menurut Clara dan William Stern, ilmuan
bangsa Jerman, adalah sebagai berikut :
1. Masa Permulaan, Stadium Purwoko ( 6 – 12
bulan )
Masa di mana
anak mengeluarkan bermacam – macam suara yang tidak berarti. Pada masa ini,
anak sering mengulang beberapa suku kata seperti ba-ba-ba, ma-ma-ma, ban
pa-pa-pa.
2. Masa Kalimat Satu Kata
Pada masa ini
anak sudah dapat mengucapkan kata misalnya, papa mama, mamam. Sepatah kata ini merupakan kalimat,
tetapi tidak lengkap. Anak juga sudah dapat menirukan suara – suara , seperti
suara kucing, burung, dll.
3. Masa Memberi Satu Nama ( 1,5 – 2 tahun )
Dalam masa ini
terjadi masa "apa itu?", masa di mana mulai timbul dorongan dalam
diri seorang anak untuk mengetahui banyak hal. Anak juga sering berbicara
sendiri (monolog), baik dengan diri sendiri, maupun dengan benda mainannya.
4. Masa Kalimat Tunggal ( 2 – 2,5 tahun )
Anak mulai bisa
menggunakan kalimat tunggal serta manggunakan awalan dan akhiran pada kata.
Namun tak jarang anak membuat kata – kata baru yang lucu didengar.
5. Masa Kalimat Majemuk ( 2,6 tahun dan seterusnya
)
Anak sudah dapat
mengucapkan kalimat lebih sempurna sehingga susunan bahasanya terdengar lebih
bisa dipahami.
Secara umum, perkembangan bahasa anak
menurut tahapan usianya adalah sebagai berikut :
Usia anak
|
Perkembangan
Bahasa
|
6
bulan |
Merespon ketika
dipanggil namanya.
Merespon pada suara
orang lain dengan menolehkan kepala atau melihat ke arah suara.
Merespon relevan dengan
nada marah atau ramah.
|
1 tahun
|
Menggunakan satu atau
lebih kata bermakna jika ingin sesuatu, bisa jadi hanya potongan kata
misalnya ‘mam’ untuk makan.
Mengerti instruksi
sederhana seperti ‘duduk’
Mengeluarkan kata pertama yang bermakna. |
18
bulan |
Kosa kata mencapai 5-20
kata, kebanyakan kata benda.
Suka mengulang kata
atau kalimat.
Dapat mengikuti instruksi seperti “Tolong tutup pintunya!” |
2 tahun
|
Bisa menyebutkan
sejumlah nama benda di sekitarnya.
Menggabungkan dua kata
menjadi kalimat pendek “Mama bobo”
Kosa kata mencapai
150—300 kata
Bisa berespon pada
perintah seperti “Tunjukkan mana telingamu.”
|
3 tahun
|
Bisa bicara tentang
masa yang lalu.
Tahu nama-nama bagian
tubuhnya.
Menggunakan 3 kata
dalam satu kalimat.
Kosa kata mencapai 900-1000 kata. Bisa menyebutkan nama, usia dan jenis kelamin
Bisa menjawab
pertanyaan sederhana tentang lingkungannya.
|
4 tahun
|
Tahu nama-nama
binatang.
Menyebutkan nama benda
yang dilihat di buku atau majalah.
Mengenal warna. Bisa mengulang 4 digit angka.
Bisa mengulang kata
dengan 4 suku kata.
Suka mengulang kata, frase, suku kata dan bunyi. |
5 tahun
|
Bisa menggunakan kata
deskriptif seperti kata sifat.
Mengerti lawan kata: kecil-besar, kasar-lembut.
Dapat berhitung sampai
10.
Bicara sangat jelas
kecuali jika ada masalah pengucapan.
Dapat mengikuti 3 instruksi sekaligus.
Mengerti konsep waktu:
pagi, siang, malam, besok, hari ini dan kemarin.
Bisa mengulang kalimat
sepanjang 9 kata.
|
Apabila
anak telah menjejakkan kaki di sekolah, perbendaharaan kata dari masa ke masa hingga
mencapai 80.000 kata. Perkembangan pesat bahasa ini disumbangkan oleh kepesatan
minat anak mengungat makna perkataan baru selepas mendengarnya kali pertama.
C. Gangguan dalam
Perkembangan Berbicara dan Bahasa
Keterlambatan keduanya dapat dideteksi dari awal dengan
mengenali gejala – gejalanya, antara
lain :
-
Bayi tidak merespon terhadap suara di sekitarnya
-
Anak lebih banyak mrnggunakan bahasa tubuh dan tidak
bisa meniru bunyi di usia 18 bulan
-
Anak hanya dapat meniru ucapan atau tindakan dan tidak
menghasilkan kata secara spontan di usia lebih dari 2 tahun, dsb.
Ada banyak factor yang
memnyebabkan gangguan ini. Ada
factor yang sifatnya fisiologis seperti gangguan pada organ oral seperti pada
otot lidah, gangguan pada cara kerja otak, gangguan pada pendengaran atau
infeksi telinga. Factor lainnya adalah kurangnya stimulasi yang di berikan pada
anak.
Oleh
karena itu, agar perkembangan bahasa dan berbicara anak bisa maksimal,
diperlikan stimulasi untuk anak, yaitu :
-
Luangkan banyak waktu untuk berkomunikasi dengan anak.
Ajak bicara, bernyanyi dan menirukan bunyi atau bahasa tubuh.
-
Bacakan buku cerita pada anak setiap hari 1 – 2 buku
yang sesuai dengan usianya
-
Terangkan apa yang sedang dilakukan " ini mama
sedand memasak kue kesukaanmu "
-
Tidak membiasakan menggunakan baby talk seperti mimik
untuk minum, atau pus untuk kucung
-
Sediakan alat permainan yang menstimulasi anak untuk
berbucara seperti telepon mainan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar