PEMBAHASAN
A. Pengertian Asbabun Nuzul
dan Ilmu Asbabun Nuzul
a.
Pengertian Asbabun Nuzul
Secara etimologi
Asbabun nuzul terdiri dari dua kata yaitu, Asbab,
jamak dari Sabab yang berarti sebab
atau latar belakang dan nuzul yang berarti
turun. Jadi Asbabun Nuzul berarti
sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an, kata Asbab diungkap sebanyak delapan kali, empat kali dalam bentuk mufrad dan empat kali dalam bentuk jamak.[1]
Secara etimologi,
kata Asbab memiliki arti:[2]
1.Jalan(at-thariq)
2.Hubungan(‘alaqah)
3.Tangga(salalin)
4.Pintu(abwab)
2.Hubungan(‘alaqah)
3.Tangga(salalin)
4.Pintu(abwab)
Secara terminologi, Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya sebuah ayat atau beberapa ayat Al-Qur’an atau suatu pertanyaan yang menjadi sebab turunnya ayat sebagai jawaban atau penjelasan suatu hukum yang diturunkan saat terjadinya peristiwa.[3]
Menurut Hasbi Ash-siddiqy dalam bukunya Al-Itqan Fi Ulumil Quran mengartikan Asbabun Nuzul sebagai suatu kejadian yang karenanya diturunkan ayat Al-Qur’an untuk menerangkan hukumnya di hari timbul kejadian–kejadian itu dan suasana yang didalamnya alquran diturunkan serta membicarakan sebabnya baik langsung sesudah terjadi sebab, maupun kemudian lantaran suatu hikmah.[4]
Menurut
Azzarqani, asbabun nuzul adalah keterangan mengenai suatu ayat yang berisi
tentang sebab turunnya ayat dan menjelaskan hukum suatu kasus pada waktu
kejadiannya.[5]
Beberapa pengertian di atas menunjukkan ada dua kategori Asbabun Nuzul ayat Al-Qur’an yaitu:[6]
1. Suatu ayat
alquran turun didahului oleh suatu peristiwa suatu peristiwa .sebagaimana
riwayat Ibnu Abbas ketika turun perintah Allah kepada Nabi untuk memperingatkan
kerabatnya,beliau menyeru kerabatnya di bukit Safa, lalu datanglah Abu Lahab
memaki beliau, sehingga turunlah surat al-Lahab.
2. Suatu ayat
turun ketika Rasulullah dihadapkan dengan suatu pertanyaan tentang suatu hal,
seperti ayat yang diawali kata yas- aluu-na-ka.
Hal ini berarti
,asbabun nuzul menunjukan bahwa ayat-ayat alquran memiliki koneksi dengan
fenomena masyarakat. Namun, tidak semua ayat punya asbabun nuzul. Berarti, jika
suatu sebab tidak ada,belum tentu ayat tidak ada. Sedangkan definsi ilmu asbabun
nuzul adalah”Ilmu yang dengannya diketahui sebab turunnya suatu ayat
alquran,yang hanya dapat diketahui melalui riwayat sahabat,baik yang dialami
langsung bersama nabi Saw, maupun dari sahabat lain berdasarkan kewara’an, keimanan,
dan ketaqwaannya.
b.
Pengertian Ilmu Asbabun Nuzul
Ilmu Asbabun Nuzul ialah “ilmu yang dengannya diketahui sebab
turunnya suatu ayat atau beberapa ayat al Qur’an, yang hanya dapat diperoleh
melalui riwayat para sahabat, baik yang dialaminya secara langsung bersama-sama
dengan Rosululloh SAW sendiri atau yang diterimanya dari sahabat lain yang
menghadiri peristiwayang menjadi sebab turunnya suatu ayat kepada Rosululloh
SAW”.[7]
Ilmu Asbabul Nuzul itu besar sekali manfaatnya bagi siapa saja
yang hendak menafsirkan ayat-ayat al-quran, karena ilmu ini dapat membantu
seseorang untuk bisa memahami ayat al-quran seara tepat dan sekaligus dapat
menghindarkan dia dari salah pegertian.[8]
معرفة سبب
النزول تعين على فهم الا يت فا ن ا لعلم با لسبب يورث العلم با لمسب.
“artinya: mengetahui sebab turunya dapat menolong untuk dapat
memahami ayat, karena sesungguhnya mengerti sebabnya dapat menghasilkan
pengetahuan tentang akibatnya.Ibnu Daqiqil,”[9]
Demikianlah pentingnya ilmu asbabun nuzul menurut para pandangan
ulama’. karena itu, tidak mengherankan bahwa dikalangan ulania al-muhaqiqqun sampai
mengharamkan seorang yang berani menafsirkan ayat-ayat al-qur’an tanpa
mengetahui asbabun nuzulnya.[10]
fakta sejarah menunjukan bahwa tidak mengetahui sebab turunya ayat
dapat dijerumuskan kita kedalam kesalahaan yang besar dalam kesalahan yang
besar dalam memahami al-qur’an.[11]
contoh: surat al-baqarah: 115
artinya: “dan
kepunyaan alloh-lah timur dan barat , maka kemana pun kami menghadap di situlah
wajah alloh. sesungguhnya maha luas lagi maha mengetahui “.
andaikan tidak ada keterangan tentang sebab nuzulnya ayat ini,
tentulah umat islam bersembahyang dengan menghadap arah mana saja yang
disukainya, karena berpegangan dengan dhahirnya surat al-baqarah:115 itu.
tetapi bagi orang yang mempelajari sebab nuzulnya ayat ini dapatlah mengetahui
bahwa ayat tersebut mengenahi segolongan sahabat yang salat sebagian bersama-sama
nabi pada suatu malam yang sangat gelap gulita, sehingga mereka tidak tahu arah
kiblat. maka tiap-tiap orang yang sembahyang menghadap kearah kiblat menurut
ijtihanya masing-masing. dalam hal ini, salat mereka adalah sah dan diterima
oleh allah, sekalipun mereka tidak menghadap kiblat yang sebenarnya, karena
pada malam yang sanat gelap gulita itu, tidak ada jalan/cara yang tepat untuk
mengetahui arah kiblat.[12]
B. Yang menjadi sebab-sebab
Al-Nuzul
Bila diperhatikan secara seksama, asbabun
nuzul ayat-ayat Al-Qur’an itu dapat dibedakan menjadi dua yaitu; pertama,
segi bentuk sebab turunya ayat. kedua, jumlah sebab dan ayat yang turun.[13]
Dari segi bentuknya, “asbab al-nuzul”
dapat dibagi menjadi dua yaitu:[14]
1.
berbentuk peristiwa
adapun
sebab-sebb nuzuk yang terbentuk peristiwa dapat dibagi tiga yaitu:
a.
peristiwa perupa
pertengkaran atau persengketaan, seperti perselesihan berkecambuk yang terjadi antara segolongan dari suku Aus
dan segolongan dari suku khazraj. peristiwa itu timbul dari intrik=intrik atau
hasil adu domba yang disulutkan oleh orang-orang yahudi, sehingga mereka
berteriak-teriak dengan mengatakan, “senjata, senjata”. peristiwa tersebut
melatarbelakangi turunya beberapa ayat, surat al-imron berikut ini:
Artinya: “Hai
orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang
diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir
sesudah kamu beriman.” (al-imron:100)
hal ini cara terbaik
untuk menjauhkan orang dari perselesihan, dan merangsang orang kepada sikap
lemah lembut dan kasih sayang, persatuan serta bermusyawarah.
b.
peristiwa berupa
kesalahaan yang serius, sepeti peristiwa seorang sahabat yang mengimani shalat
dalam keadaan sedang mabuk, sehingga mengalami kekeliruan dalam membaca suatu
surat setelah al-fatihah. surat yang dimaksud adalah, surat al-kafirun yang
dibacanya sebagai berikut:
ö@è% $pkr'¯»t crãÏÿ»x6ø9$# . Iw
ßç6ôãr& $tB tbrßç7÷ès? t
Tanpa membaca atau mengucapkan huruf
“la” pada ayat
Iw ßç6ôãr& $tB tbrßç7÷ès? .
Peristiwa itu menyebabkan turunya ayat al-qur’an berikut ini:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti
apa yang kamu ucapkan…”. (Q.S an-nisa’ :43)
c.
peristiwa berupa hasrat,
cita-cita atau keinginan-keinginan, seperti kesesuaian –kesesuaian hasrat dan
keingian umar bin khathab dengan ketentuan ayat-ayat al-Qur’an yang diturunkan
Allah. harapan-harapan dan keingian-keingian umar dimaksut adalah, pertanyaan
yang mengatakan: “aku sepakat dengan tuhan ku dalam tiga hal”, yaitu:
a)
aku pernah mengatakan
kepada rosulullah saw : ya rasullloh, bagaimana kalau sekiranya kita jadikan
maqam ibrahimsebagai tempay shalat”? maka turunlah ayat:
“... dan Jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim[89] tempat shalat…”
b)
aku pernah mengatakan
kepada rasulullah: ”sesungguhnya istri-istrimu, masuk kepada mereka itu
orang-orang yang baik dan orang-orang yang jahat, maka bagaimana kalau
sekiranya engkau memerintahkan mereka agar memakai hijab (takbir)”? maka
turunlah firman allah:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk
Makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya)[1228], tetapi jika
kamu diundang Maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa
asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu
Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu
(menerangkan) yang benar. apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada
mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang
demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka...” (Q.S. Al-Ahzab:53)
c)
istri-istri rosululloh
mengeremuninya karena kecemburuan, lalu turunlah firman Allah:
“jika Nabi menceraikan kamu, boleh Jadi Tuhannya akan memberi ganti
kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang
beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa,
yang janda dan yang perawan.” (Q.S. At-Tahriim:5)
2.
berbentuk pertanyaan
sebab-sebab al-nuzul
yang berbentuk pertanyaan juga dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
a)
pertanyaan yang
berhubungan dengan peristiwa masa lalu, seperti kasus pertanyaaan yang diajukan
oleh orang-orang quraisiy tentang “ashbab al-khafi” dan “dzulkarnain”.
rasulullah kemudsian ia menjawab besok akan aku beritahukan kepada kamu”, tanpa
mengucapkan ingsa’alloh . sehubungan denagan itu alloh berfirman:
“dan jangan sekali-kali kamu
mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok
pagi. kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". dan ingatlah kepada
Tuhanmu jika kamu lupa dan Katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan
memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini". dan
mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun
(lagi)… (Q.S. Al-Kahfi:23-25)
b)
pertanyaan yang
berhubungan dengan sesuatu yang masih sedang berlangsung (pada saat itu).
c)
Pertanyaan yang berhubungan dengan masa yang akan datang, seperti
pertanyaan orang-orang kafir quraisi tentang hari kiamat, yang diabadikan dalam
firman allah:
42. (orang-orang kafir) bertanya kepadamu
(Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya?
43. siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan
(waktunya)?Qs an-nazi’at
Sebagai jawabannya adalah terdapat pada
ayat ayat berikut dalam surat yang sama,
44. kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan
waktunya). Qs
an-nazi’at
C.
Peranan Asbabun Nuzul dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an
Peranan penting
asbabun nuzul yaitu Untuk dapat memahami ayat-ayat al-Qur’an dengan tepat dan
menghindarkan dari salah pengertian, sangatlah diperlukan pengetahuan seseorang
mengenai asbabun nuzul. Karena itulah, para ulama sangat memperhatikan dan menekankan
pengetahuan mengenainya. Seperti yang dikatakan Al-Wahidi :
لايمكن معر فة تفسير الاية دون الوقوف على قصتها وبيا ن نزولها
“tidak mungkin seorang akan dapat mengetahui penafsiran ayat
al-qur’an tanpa terlebih dahulu memahami kisahnya dan sebab nuzulnya.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Maka dari penjelasan di atas kami dapat simpulkan
bahwa:
·
Secara terminologi, Asbabun
Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya sebuah ayat atau beberapa
ayat Al-Qur’an atau suatu pertanyaan yang menjadi sebab turunnya ayat sebagai
jawaban atau penjelasan suatu hukum yang diturunkan saat terjadinya peristiwa.
·
bila diperhatikan secara
seksama, asbabun nuzul ayat-ayat Al-Qur’an itu dapat dibedakan menjadi dua
yaitu; pertama, segi bentuk sebab
turunya ayat. kedua, jumlah sebab
dan ayat yang turun. .
·
Peranan penting asbabun nuzul yaitu Untuk dapat memahami ayat-ayat
al-Qur’an dengan tepat dan menghindarkan dari salah pengertian, sangatlah
diperlukan pengetahuan seseorang mengenai asbabun nuzul. Karena itulah, para
ulama sangat memperhatikan dan menekankan pengetahuan mengenainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar