Perkembangan Anak Usia Pra-sekolah
Anak usia prasekolah
merupakan perkembangan individu yang terjadi sekitar 2 – 6 tahun, pada usia ini
anak berusaha mengendalikan lingkungan dan mulai belajar menyesuaikan diri
secara rasional. Usia ini juga sering disebut dengan masa pancaroba, karena
pada umumnya anak pada masa ini dorongan keingintahuannya sangat kuat. Diantara
perkembangan – perkembangan yang terjadi pada usia ini antara lain :
A. Perkembangan
Fisik
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi
kemajuan perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya perkembangan tubuh, baik
menyangkut ukuran berat dan tinggi, walaupun kekuatanya memungkinkan anak untuk
dapat lebih mengembangkan keterampilan fisiknya, dan eksplorasi terhadap
lingkungannya dengan tanpa bantuan dari orang tuanya. Perkembangan system saraf
pusat memberikan kesiapan kepada anak untuk lebih dapat meningkatkan pemahaman
dan penguasaan terhadap tubuhnya.[1]
v Tinggi dan Berat
Selama
masa anak – anak awal, tinggi rata – rata anak bertumbuh 2,5 inci, dan berat
bertambah antara 2,5 hingga 3,5 Kg setiap tahunnya. Ketika anak usia prasekolah
bertumbuh makin besar, presentasi pertumbuhan dalam tinggi dan berat berkurang
setiap tahun. Selama masa ini, baik laki – laki maupun perempuan terlihat makin
langsing, sementara batang tubuh mereka makin panjang [2]
B. Perkembangan Kognitif
Menurut Pieget, perkembangan
kognitif pada usia ini berada pada periode preoperasional, yaitu tahapan dimana anak
belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Yang dimaksud operasi adalah
kegiatan – kegiatan yang yang diselesaikan secara mental bukan fisik. Periode
ini ditandai dengan berkembangnya representasional, atau “symbolik function”,
yaitu kemampuan menggunakan sesuatu untuk merepresentasikan (mewakili) sesuatu
yang lain dengan simbol (kata – kata, bahasa gerak, dan benda). Apat juga
dikatakan sebagai “semiotic function”, kemampuan untuk menggunakan simbol –
simbol (bahasa, gambar, tanda/isyarat, benda dan peristiwa) untuk melambangkan
suatu kegiatan, benda yang nyata, atau peristiwa.
Melalui kemampuan di atas, anak mampu berimajinasi
atau berfantasi tentang berbagai hal. Dia dapat menggunakan kata – kata
peristiwa dan benda untuk melambangkan sesuatu.
C. Perkembangan
Emosional
Pada usia 4 tahun, anak sudah mulai menyadari akunya
(dirinya) berbeda dengan orang lain. Kesadaran ini diperoleh dari pengalamanya,
bahwa tidak setiap keinginannya dipenuhi orang lain atau benda lain. Dia
menyadari bahwa keinginannya berhadapan dengan keinginan orang lain, sehingga
orang lain tidak selamanya memenuhi keinginannya. Bersama dengan itu,
berkembang pula perasaan harga diri yang menuntut pengakuan dari lingkungannya.
Jika lingkungannya (terutama orang tuanya) tidak mengakuiharga diri anak,
seperti memperlakukan anak secara keras, atau kurang menyayanginya, maka pada
diri anak akan berkembang sikap – sikap : keras kepala/menentang, atau menyerah
menjadi penurut yang diliputi rasa harga diri kurang dengan sifat pemalu.
Beberapa emosi yang berkembang pada masa anak, yaitu
sebagai berikut :
1.
Cemas, yaitu perasaan takut yang bersifat khayalan,
yang tidak ada objeknya. Kecemasan ini muncul mungkin dari situasi – situasi
yang di khayalkan, berdasarkan dari pengalaman yang diperoleh, baik perlakuan
orang tua, buku – buku bacaan/komik, radio atau film.
2.
Marah, merupakan perasaan tidak senang atau benci,
baik terhadap orang lain, diri sendiri, atau objek tertentu, yang diwujudkan
dalam bentuk verbal (kata –kata kasar / makian / sumpah serapah) atau non
verbal ( seperti mencubit, memukul, menendang dan merusak.
3.
Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang
lain yang dipandang telah merebut kasih sayang dari seseorang yang telah
mencurahkan kasih sayang kepadanya.
4.
Kegembiraan, Kesenanagn, Kenikmatan, yaitu perasaan
yang positif, nyaman, karena terpenuhi keinginannya.
5.
Kasih sayang, yaitu perasaan senang untuk memberikan
perhatian, atau perlindungan terhadap orang lain, hewan atau benda.
6.
Phobi, yaitu perasaan takut terhadap objek yang tidak
patut ditakutinya (takut abnormal). Perasaan ini muncul akibat orang tua yang
suka menakut – nakuti anak, sebagai cara orang tua untuk menghukum, atau
menghentikan perilaku anak yang tidak disenanginya.
7.
Ingin tahu, yaitu perasaan ingin mengenal, mengetahui
segala sesuatu atau objek – objek, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik.
D. Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa anak usia prasekolah, fapat
diklasiffikasikan ke dalam Dua tahap, yaitu sebagai berikut :
1.
Masa 2, 0 – 2, 6 tahun yang bercirikan :
a.
Anak sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang
sempurna.
b.
Anak sudah mampu memahami tentang perbandingan.
Misalnya, anjing lebih besar dari kucing.
c.
Anak banyak menanyakan nama dan tempat : apa, di mana,
dan dari mana.
d.
Anak sudah banyak menggunakan kata – kata yang
berawalan dan berakiran.
2.
Masa 2, 6 – 6, 0 tahun yang bercirikan :
a.
Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta
anak kalimatnya.
b.
Tingkat berfikir anak sudah lebih maju, anak banyak
menanyakan soal waktu, sebab – akibat melalui pertanyaan – pertanyaan : kapan,
ke mana, mengapa, dan bagaimana.
E. Perkembangan
Sosial
Pada usia prasekolah, perkembangan sosial anak sudah
tampak jelas, karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman
sebayanya. Tanda – tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah :
1.
Anak mulai mengetahui aturan – aturan, baik di
lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan bermain.
2.
Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada
peraturan.
3.
Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain.
F. Perkembangan Kepribadian
Masa ini lazim disebut masa Trotzalter atau masa
menentang, periode perlawanan atau masa krisis ini terjadi karena ada perubahan
yang hebat dalam dirinya, yaitu dia mulai sadar akan aku-nya, dia menyadari
bahwa dirinya terpisah dari lingkungan dan orang lain. Dengan kesadaran ini
anak menemukan bahwa ada dua pihak yang berhadapan, yaitu (aku-nya) dan orang
lain (orang tua, saudara, guru dan teman sebaya). Pertentangan antara kemauan
tuntutan lingkungannya, dapat mengakibatkan ketegangan dalam diri anak,
sehingga tidak jarang anak meresponya dengan sifat membandel atau keras kepala.
G. Perkembangan Moral
Pada masa ini anak sudah memiliki dasar tentang sikap
moralitas terhadap kelompok sosialnya (orang tua, saudara, dan teman sebaya).
Melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain.
Dalam rangka membimbing
perkembanga moral anak prasekolah ini, sebaiknya orang tua atau guru – guru,
melakukan upaya – upaya :
1.
Memberikan contoh atau teladan yang baik, dalam
berperilaku atau bertutur kata.
2.
Menanamkan kedisiplinan kepada anak, dalam berbagai
aspek kehidupan, seperti memelihara kebersihan atau kesehatan, dan tata karma
atau budi pekerti yang luhur.
3.
Mengembangkan wawasan mengenai nilai – nilai moral
kepada anak, baik melalui pemberian informasi, atau melalui cerita.
H. Perkembangan Kesadaran Beragama
Kesadaran beragama pada anak usia ini ditandai dengan
ciri – ciri sebagai berikut :
1.
Sifat keberagamaannya bersifat reprensif (menerima) meskipun
banyak bertanya.
2.
Penghayatan secara rohaniah masih superficial (belum
mendalam) meskipun mereka telah melakukan atau berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan ritual.
Pengetahuan anak tentang agama terus berkembang berkat
: Mendengarkan ucapan – ucapan orang tua, melihat sikap dan perilaku orang tua
dalam mengamalkan ibadah, dan pengalaman dan meniru ucapan dan perbuatan orang
tuanya[3]
J. Perkembangan Bermain
Bermain di lakukan secara suka rela dan tidak ada
paksaan atau tekanan dari luar.Bermain secara garis besar dapat di bagi menjadi
2 kategori, aktif dan pasif(hiburan)
a.Bermain Aktif
Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang
dilakukan individu dalam bentuk kesenangan berlari atau membuat sesuatu dengan
lilin.
b.Bermain Pasif
Dalam bermain pasif kesenangan diperoleh dari kegiatan
orang lain.Contoh,anak yang menikmati temannya bermain.[4]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar