Selasa, 24 Januari 2012

Perkembangan Bahasa


Perkembangan Bahasa

A.    Perkembangan Bicara dan Perkembangan Bahasa
Bicara dan bahasa sering dicampur adukkan, tetapi sebenarnya perbedaan yang cukup signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bicara adalah ekspresi verbal dan meliputi artikulasi, bagaimana suatu kata dibentuk oleh otot-otot bicara. Sedangkan pengertian bahasa adalah segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, gerak tubuh, ekspresi wajah atau seni. Crystal (1995) mendefinisikan bahwa bahasa adalah suatu penggunaan bunyi yang sistematik dan konfensional ( lambang atau simbol tulisan ) untuk tujuan komunikasi dan luapan perasaan. Walaupun masalah dalam perkembangan keduanya berbrsa, mereka bisa saling tumpang tindih. Masalnya, anak dapat menggunakan kata untuk mengekspresikan pemikirannya tetapi artikulasinya kurang jelas.

B. Tahapan – Tahapan dalam Perkembangan Bahasa
            Perkembangan bahasa dimulai tangisan pertama sampai anak mampu bertutur kata. Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu periode prelinguistik ( 0 – 1 tahun ) dan periode linguistik ( 1 – 5 tahun ). Mulai periode linguistik inilah anak mulai mengucapkan kata – kata pertamanya. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu :
a.       Fase satu kata atau Holofrase
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kompleks, baik yang keinginan, perasaan, atau temuannya tanpa perbedaan yang jelas. Misalnya, kata duduk bagi anak dapat berarti " saya mau duduk ", atau kursi tempat duduk. Pada umumnya, kata yang diucapkan oleh anak adalah kata benda.
b.      Fase lebih dari satu kata
Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana terdiri dari dua kata. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, dan seterusnya. Anak mulai berkomunikasi dengan orang lain secara lancra dan mulai dapar bercerita dengan kalimat – kalimatnya sendiri yang sederhana.
c.       Fase Diferensiasi
Periode terakhir masa balita yang berlangsung antara usia 2,5 – 5 tahun. Pada fase ini, anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang "saya" untuk menyebut dirinya dan mulai dapat mengkritik, bertanya, menjawab, memerinyah, memberitahu, dan bentuk – bentuk kalimat lain yang umum.
Mengenai pentahapan perkembangan bahasa ini, perkembangan bahasa seorang anak menurut Clara dan William Stern, ilmuan bangsa Jerman, adalah sebagai berikut :
1.      Masa Permulaan, Stadium Purwoko ( 6 – 12 bulan )
Masa di mana anak mengeluarkan bermacam – macam suara yang tidak berarti. Pada masa ini, anak sering mengulang beberapa suku kata seperti ba-ba-ba, ma-ma-ma, ban pa-pa-pa.
2.      Masa Kalimat Satu Kata
Pada masa ini anak sudah dapat mengucapkan kata misalnya, papa mama,   mamam. Sepatah kata ini merupakan kalimat, tetapi tidak lengkap. Anak juga sudah dapat menirukan suara – suara , seperti suara kucing, burung, dll.
3.      Masa Memberi Satu Nama ( 1,5 – 2 tahun )
Dalam masa ini terjadi masa "apa itu?", masa di mana mulai timbul dorongan dalam diri seorang anak untuk mengetahui banyak hal. Anak juga sering berbicara sendiri (monolog), baik dengan diri sendiri, maupun dengan benda mainannya.
4.      Masa Kalimat Tunggal ( 2 – 2,5 tahun )
Anak mulai bisa menggunakan kalimat tunggal serta manggunakan awalan dan akhiran pada kata. Namun tak jarang anak membuat kata – kata baru yang lucu didengar.
5.      Masa Kalimat Majemuk ( 2,6 tahun dan seterusnya )
Anak sudah dapat mengucapkan kalimat lebih sempurna sehingga susunan bahasanya terdengar lebih bisa dipahami.

Secara umum, perkembangan bahasa anak menurut tahapan usianya adalah sebagai berikut :
Usia anak
Perkembangan Bahasa
6
bulan
Merespon ketika dipanggil namanya.
Merespon pada suara orang lain dengan menolehkan kepala atau melihat ke arah suara.
Merespon relevan dengan nada marah atau ramah.
1 tahun
Menggunakan satu atau lebih kata bermakna jika ingin sesuatu, bisa jadi hanya potongan kata misalnya ‘mam’ untuk makan.
Mengerti instruksi sederhana seperti ‘duduk’
Mengeluarkan kata pertama yang bermakna.
18
bulan
Kosa kata mencapai 5-20 kata, kebanyakan kata benda.
Suka mengulang kata atau kalimat.
Dapat mengikuti instruksi seperti “Tolong tutup pintunya!”
2 tahun
Bisa menyebutkan sejumlah nama benda di sekitarnya.
Menggabungkan dua kata menjadi kalimat pendek “Mama bobo”
Kosa kata mencapai 150—300 kata
Bisa berespon pada perintah seperti “Tunjukkan mana telingamu.”
3 tahun
Bisa bicara tentang masa yang lalu.
Tahu nama-nama bagian tubuhnya.
Menggunakan 3 kata dalam satu kalimat.
Kosa kata mencapai 900-1000 kata.
Bisa menyebutkan nama, usia dan jenis kelamin
Bisa menjawab pertanyaan sederhana tentang lingkungannya.
4 tahun
Tahu nama-nama binatang.
Menyebutkan nama benda yang dilihat di buku atau majalah.
Mengenal warna.
Bisa mengulang 4 digit angka.
Bisa mengulang kata dengan 4 suku kata.
Suka mengulang kata, frase, suku kata dan bunyi.
5 tahun
Bisa menggunakan kata deskriptif seperti kata sifat.
Mengerti lawan kata: kecil-besar, kasar-lembut.
Dapat berhitung sampai 10.
Bicara sangat jelas kecuali jika ada masalah pengucapan.
Dapat mengikuti 3 instruksi sekaligus.
Mengerti konsep waktu: pagi, siang, malam, besok, hari ini dan kemarin.
Bisa mengulang kalimat sepanjang 9 kata.

Apabila anak telah menjejakkan kaki di sekolah, perbendaharaan kata dari masa ke masa hingga mencapai 80.000 kata. Perkembangan pesat bahasa ini disumbangkan oleh kepesatan minat anak mengungat makna perkataan baru selepas mendengarnya kali pertama.

C. Gangguan dalam Perkembangan Berbicara dan Bahasa
            Keterlambatan keduanya dapat dideteksi dari awal dengan mengenali gejala –  gejalanya, antara lain :
-          Bayi tidak merespon terhadap suara di sekitarnya
-          Anak lebih banyak mrnggunakan bahasa tubuh dan tidak bisa meniru bunyi di usia 18 bulan
-          Anak hanya dapat meniru ucapan atau tindakan dan tidak menghasilkan kata secara spontan di usia lebih dari 2 tahun, dsb.
Ada banyak factor yang memnyebabkan gangguan ini. Ada factor yang sifatnya fisiologis seperti gangguan pada organ oral seperti pada otot lidah, gangguan pada cara kerja otak, gangguan pada pendengaran atau infeksi telinga. Factor lainnya adalah kurangnya stimulasi yang di berikan pada anak.
Oleh karena itu, agar perkembangan bahasa dan berbicara anak bisa maksimal, diperlikan stimulasi untuk anak, yaitu :
-          Luangkan banyak waktu untuk berkomunikasi dengan anak. Ajak bicara, bernyanyi dan menirukan bunyi atau bahasa tubuh.
-          Bacakan buku cerita pada anak setiap hari 1 – 2 buku yang sesuai dengan usianya
-          Terangkan apa yang sedang dilakukan " ini mama sedand memasak kue kesukaanmu "
-          Tidak membiasakan menggunakan baby talk seperti mimik untuk minum, atau pus untuk kucung
-          Sediakan alat permainan yang menstimulasi anak untuk berbucara seperti telepon mainan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar