Selasa, 24 Januari 2012

Asbabun Nuzul Al-Qur'an


PEMBAHASAN
A.    Pengertian Asbabun Nuzul dan Ilmu Asbabun Nuzul
a.                Pengertian Asbabun Nuzul
Secara etimologi Asbabun nuzul terdiri dari dua kata yaitu, Asbab, jamak dari Sabab yang berarti sebab atau latar belakang dan nuzul yang berarti turun. Jadi Asbabun Nuzul berarti sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an, kata Asbab diungkap sebanyak delapan kali, empat kali dalam bentuk mufrad dan empat kali dalam bentuk jamak.[1]
Secara etimologi, kata Asbab memiliki arti:[2]
1.Jalan(at-thariq)
2.Hubungan(‘alaqah)
3.Tangga(salalin)
4.Pintu(abwab)

            Secara terminologi, Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya sebuah ayat atau beberapa ayat Al-Qur’an atau suatu pertanyaan yang menjadi sebab turunnya ayat sebagai jawaban atau penjelasan suatu hukum yang diturunkan saat terjadinya peristiwa.[3]

            Menurut Hasbi Ash-siddiqy dalam bukunya Al-Itqan Fi Ulumil Quran mengartikan Asbabun Nuzul sebagai suatu kejadian yang karenanya diturunkan ayat Al-Qur’an untuk menerangkan hukumnya di hari timbul kejadian–kejadian itu dan suasana yang didalamnya alquran diturunkan serta membicarakan sebabnya baik langsung sesudah terjadi sebab, maupun kemudian lantaran suatu hikmah.[4]

            Menurut Azzarqani, asbabun nuzul adalah keterangan mengenai suatu ayat yang berisi tentang sebab turunnya ayat dan menjelaskan hukum suatu kasus pada waktu kejadiannya.[5]

            Beberapa pengertian di atas menunjukkan ada dua kategori Asbabun Nuzul ayat Al-Qur’an yaitu:[6]
1.      Suatu ayat alquran turun didahului oleh suatu peristiwa suatu peristiwa .sebagaimana riwayat Ibnu Abbas ketika turun perintah Allah kepada Nabi untuk memperingatkan kerabatnya,beliau menyeru kerabatnya di bukit Safa, lalu datanglah Abu Lahab memaki beliau, sehingga turunlah surat al-Lahab.
2.      Suatu ayat turun ketika Rasulullah dihadapkan dengan suatu pertanyaan tentang suatu hal, seperti ayat yang diawali kata yas- aluu-na-ka.

Hal ini berarti ,asbabun nuzul menunjukan bahwa ayat-ayat alquran memiliki koneksi dengan fenomena masyarakat. Namun, tidak semua ayat punya asbabun nuzul. Berarti, jika suatu sebab tidak ada,belum tentu ayat tidak ada. Sedangkan definsi ilmu asbabun nuzul adalah”Ilmu yang dengannya diketahui sebab turunnya suatu ayat alquran,yang hanya dapat diketahui melalui riwayat sahabat,baik yang dialami langsung bersama nabi Saw, maupun dari sahabat lain berdasarkan kewara’an, keimanan, dan ketaqwaannya.

b.      Pengertian Ilmu Asbabun Nuzul
Ilmu Asbabun Nuzul ialah “ilmu yang dengannya diketahui sebab turunnya suatu ayat atau beberapa ayat al Qur’an, yang hanya dapat diperoleh melalui riwayat para sahabat, baik yang dialaminya secara langsung bersama-sama dengan Rosululloh SAW sendiri atau yang diterimanya dari sahabat lain yang menghadiri peristiwayang menjadi sebab turunnya suatu ayat kepada Rosululloh SAW”.[7]
Ilmu Asbabul Nuzul itu besar sekali manfaatnya bagi siapa saja yang hendak menafsirkan ayat-ayat al-quran, karena ilmu ini dapat membantu seseorang untuk bisa memahami ayat al-quran seara tepat dan sekaligus dapat menghindarkan dia dari salah pegertian.[8]
معرفة سبب النزول تعين على فهم الا يت فا ن ا لعلم با لسبب يورث العلم با لمسب.
“artinya: mengetahui sebab turunya dapat menolong untuk dapat memahami ayat, karena sesungguhnya mengerti sebabnya dapat menghasilkan pengetahuan tentang akibatnya.Ibnu Daqiqil,”[9]
Demikianlah pentingnya ilmu asbabun nuzul menurut para pandangan ulama’. karena itu, tidak mengherankan bahwa dikalangan ulania al-muhaqiqqun sampai mengharamkan seorang yang berani menafsirkan ayat-ayat al-qur’an tanpa mengetahui asbabun nuzulnya.[10]
fakta sejarah menunjukan bahwa tidak mengetahui sebab turunya ayat dapat dijerumuskan kita kedalam kesalahaan yang besar dalam kesalahan yang besar dalam memahami al-qur’an.[11]
contoh: surat al-baqarah: 115

artinya: “dan kepunyaan alloh-lah timur dan barat , maka kemana pun kami menghadap di situlah wajah alloh. sesungguhnya maha luas lagi maha mengetahui “.
andaikan tidak ada keterangan tentang sebab nuzulnya ayat ini, tentulah umat islam bersembahyang dengan menghadap arah mana saja yang disukainya, karena berpegangan dengan dhahirnya surat al-baqarah:115 itu. tetapi bagi orang yang mempelajari sebab nuzulnya ayat ini dapatlah mengetahui bahwa ayat tersebut mengenahi segolongan sahabat yang salat sebagian bersama-sama nabi pada suatu malam yang sangat gelap gulita, sehingga mereka tidak tahu arah kiblat. maka tiap-tiap orang yang sembahyang menghadap kearah kiblat menurut ijtihanya masing-masing. dalam hal ini, salat mereka adalah sah dan diterima oleh allah, sekalipun mereka tidak menghadap kiblat yang sebenarnya, karena pada malam yang sanat gelap gulita itu, tidak ada jalan/cara yang tepat untuk mengetahui arah kiblat.[12]

B.     Yang menjadi sebab-sebab Al-Nuzul
Bila diperhatikan secara seksama, asbabun nuzul ayat-ayat Al-Qur’an itu dapat dibedakan menjadi dua yaitu; pertama, segi bentuk sebab turunya ayat. kedua, jumlah sebab dan ayat yang turun.[13]
Dari segi bentuknya, “asbab al-nuzul” dapat dibagi menjadi dua yaitu:[14]
1.                   berbentuk peristiwa
 adapun sebab-sebb nuzuk yang terbentuk peristiwa dapat dibagi tiga yaitu:
a.                  peristiwa perupa pertengkaran atau persengketaan, seperti perselesihan berkecambuk  yang terjadi antara segolongan dari suku Aus dan segolongan dari suku khazraj. peristiwa itu timbul dari intrik=intrik atau hasil adu domba yang disulutkan oleh orang-orang yahudi, sehingga mereka berteriak-teriak dengan mengatakan, “senjata, senjata”. peristiwa tersebut melatarbelakangi turunya beberapa ayat, surat al-imron berikut ini:
                                                                                                                  Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.” (al-imron:100)
hal ini cara terbaik untuk menjauhkan orang dari perselesihan, dan merangsang orang kepada sikap lemah lembut dan kasih sayang, persatuan serta bermusyawarah.
b.                  peristiwa berupa kesalahaan yang serius, sepeti peristiwa seorang sahabat yang mengimani shalat dalam keadaan sedang mabuk, sehingga mengalami kekeliruan dalam membaca suatu surat setelah al-fatihah. surat yang dimaksud adalah, surat al-kafirun yang dibacanya sebagai berikut:
ö@è% $pkšr'¯»tƒ šcrãÏÿ»x6ø9$# .   Iw ßç6ôãr& $tB tbrßç7÷ès? t
Tanpa membaca atau mengucapkan huruf  “la” pada ayat
Iw ßç6ôãr& $tB tbrßç7÷ès? .
Peristiwa itu menyebabkan turunya ayat al-qur’an berikut ini:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan…”. (Q.S an-nisa’ :43)

c.                  peristiwa berupa hasrat, cita-cita atau keinginan-keinginan, seperti kesesuaian –kesesuaian hasrat dan keingian umar bin khathab dengan ketentuan ayat-ayat al-Qur’an yang diturunkan Allah. harapan-harapan dan keingian-keingian umar dimaksut adalah, pertanyaan yang mengatakan: “aku sepakat dengan tuhan ku dalam tiga hal”, yaitu:
a)      aku pernah mengatakan kepada rosulullah saw : ya rasullloh, bagaimana kalau sekiranya kita jadikan maqam ibrahimsebagai tempay shalat”? maka turunlah ayat:
“... dan Jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim[89] tempat shalat…
b)      aku pernah mengatakan kepada rasulullah: ”sesungguhnya istri-istrimu, masuk kepada mereka itu orang-orang yang baik dan orang-orang yang jahat, maka bagaimana kalau sekiranya engkau memerintahkan mereka agar memakai hijab (takbir)”? maka turunlah firman allah:
  
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk Makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya)[1228], tetapi jika kamu diundang Maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka...”  (Q.S. Al-Ahzab:53)


c)      istri-istri rosululloh mengeremuninya karena kecemburuan, lalu turunlah firman Allah:
  
“jika Nabi menceraikan kamu, boleh Jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.” (Q.S. At-Tahriim:5)
2.                   berbentuk pertanyaan
sebab-sebab al-nuzul yang berbentuk pertanyaan juga dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
a)        pertanyaan yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu, seperti kasus pertanyaaan yang diajukan oleh orang-orang quraisiy tentang “ashbab al-khafi” dan “dzulkarnain”. rasulullah kemudsian ia menjawab besok akan aku beritahukan kepada kamu”, tanpa mengucapkan ingsa’alloh . sehubungan denagan itu alloh berfirman:
  
 “dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi. kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan Katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini". dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi)… (Q.S. Al-Kahfi:23-25)


b)        pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang masih sedang berlangsung (pada saat itu).
c)         Pertanyaan yang berhubungan dengan masa yang akan datang, seperti pertanyaan orang-orang kafir quraisi tentang hari kiamat, yang diabadikan dalam firman allah:
  
42. (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya?
43. siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)?Qs an-nazi’at
Sebagai jawabannya adalah terdapat pada ayat ayat berikut dalam surat yang sama,
  
44. kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya). Qs an-nazi’at
C.     Peranan Asbabun Nuzul dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an
            Peranan penting asbabun nuzul yaitu Untuk dapat memahami ayat-ayat al-Qur’an dengan tepat dan menghindarkan dari salah pengertian, sangatlah diperlukan pengetahuan seseorang mengenai asbabun nuzul. Karena itulah, para ulama sangat memperhatikan dan menekankan pengetahuan mengenainya. Seperti yang dikatakan Al-Wahidi :
لايمكن معر فة تفسير الاية دون الوقوف على قصتها وبيا ن نزولها
“tidak mungkin seorang akan dapat mengetahui penafsiran ayat al-qur’an tanpa terlebih dahulu memahami kisahnya dan sebab nuzulnya.

PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Maka dari penjelasan di atas kami dapat simpulkan bahwa:
·         Secara terminologi, Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya sebuah ayat atau beberapa ayat Al-Qur’an atau suatu pertanyaan yang menjadi sebab turunnya ayat sebagai jawaban atau penjelasan suatu hukum yang diturunkan saat terjadinya peristiwa.
·         bila diperhatikan secara seksama, asbabun nuzul ayat-ayat Al-Qur’an itu dapat dibedakan menjadi dua yaitu; pertama, segi bentuk sebab turunya ayat. kedua, jumlah sebab dan ayat yang turun. .
·         Peranan penting asbabun nuzul yaitu Untuk dapat memahami ayat-ayat al-Qur’an dengan tepat dan menghindarkan dari salah pengertian, sangatlah diperlukan pengetahuan seseorang mengenai asbabun nuzul. Karena itulah, para ulama sangat memperhatikan dan menekankan pengetahuan mengenainya


[2] ibid
[3] ibid
[4] ibid
[5] ibid
[6] ibid
[7] Usman,ulumul Qur’an, (yokyakarta: Teras, Mei 2009). Hlm: 108-109
[8] STAIN Tulungagung, ulumul qur’an. Hlm: 42


[9]  Ibid, hlm: 42
[10] Ibid, hlm: 42
[11] Ibid, hlm: 42
[12] Ibid, hlm: 44
[13] Usman, ulumul…, hlm: 122-123
[14] Ibid, hlm: 113-119

Tidak ada komentar:

Posting Komentar